BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan ialah
sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runtut melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
atau disebut juga metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi:
1.
Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,
2.
Menyusun kerangka Pemikiran ,
3.
Merumuskan Hipotesis ,
4.
Menguji hipotesis , dan
5.
Menarik kesimpulan .
Dengan
kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyususun pengetahuan.
Beda Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan ilmu, dan baru
bisa menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu
Pengetahuan” menjawab tentang mengapa suatu kenyataan atau kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan
merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara
sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari dan diajarkan, dan
memiliki nilai guna tertentu.
Syarat
ilmu pengetahuan adalah memiliki objek dan metode ilmiah, atau memiliki
dimensi/aspek sebagai berikut:
1.
Aspek Ontologis, yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari
ilmu atau berkenaan dengan objek studi. Aspek ontologis berkenaan dengan apa
yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau yang menjadi masalah. Contoh :
Aspek ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada
persoalan sumber daya manusia yang terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas.
2.
Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari
objek studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau
metode ilmiah yang didukung oleh sarana berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada
dasarnya merupakan gabungan antara pola
berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi hal-hal
yang umum) dan pola berpikir deduktif .
(dari hal-hal yang umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir induktif dan
deduktif disebut juga proses “ Logico-hypotetico-verifikatif
atau “deducto-hypotetico-verifikatif”,
yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) Merumuskan masalah,
(2) Menyusun kerangka berfikir (3) Merumuskan hipotesis, (4) Menguji hipotesis,
dan (5) Menarik kesimpulan.
3.
Aspek aksiologis , berkenaan dengan aspek gunalaksana atau
manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk
mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai
dengan objek studi yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan berbagai
fenomena kearah yang dinginkan. Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat
kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian aspek
aksilogis digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi hasil penelitian.
Secaran
garis besar, ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan tahapan sebagai
berikut:
(a)
Ilmu mempelajari fenomena.
(b)
Fenomena-fenomena itu diabstraksikan menjadi
konsep dan variabel.
(c)
Konsep dan variabel itu dipelajari
hubungannya berberntuk proporsi yang sifatnya berbentuk hipotesis-hipotesis.
(d)
Hipotesis diuji secara empirik menjadi fakta.
(e)
Jalinan fakta-fakta dalam kerangka penuh arti
membentuk teori. Teori-teori nilah yang merupakan ilmu.
Di atas telah dijelaskan, bahwa pokok masalah
keilmuan adalah meliputi aspek ontologi,
aspek epistimologi, dan aspek
aksiologis. Kegiatan ilmiah diawali dengan perumusan masalah dan dan penyusunan kerangka berfikir yang
didalamnya termasuk logika dan matematika yang kemudian menghasilkan khasanah
pengetahuan ilmiah (di dalamnya termasuk teori dan hasil penelitian empiris).
Dari kerangka berpikir tersebut, timbulah hipotesis untuk diuji dengan
menggunakan data, analisis, teknik pengujian (statistik) dan dibuat kesimpulan
statistis. Jika hipotesis tersebut diterima, maka akan menjadi khasanah
pengetahuan ilmiah dan apabila ditolak akan kembali lagi kepada penyususnan
kerangka berfikir untuk diulang lagi kehipotesis sampai kesimpulan akhirnya diterima.
Ilmu pengetahuan berkembang melalui suatu
proses Scientific Research, yang
diawali dengan observasi, identifikasi masalah, perumusan kerangka pemikiran,
permusan hipotesis, pengujian hipotesis, penguimpulan data, analisis dan
interprestasi data, dan penarikan. kesimpulan. Menurut
Sekaran (2000:20), “Scientific research focus on the goal of problem
solving and pursues a step-by-step logical, organized, and regiorious method to
identify problems, gather data, analyze them, and draw valid conclusions therefrom”.
Fungsi ilmu , yaitu mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan. Ilmu melaksanakan fungsinya melalui teori yang
dikandungnya. Teori ialah himpunan
definisi, konsep dan hipotesis
tentang hubungan antar variabel. Ciri utama teori, adalah mengandung makna “jika…, maka…”. Tujuan teori adalah
menjelaskan dan membuat prediksi, sehingga memungkinkan untuk melakukan pengendalian.
Era modern ini, semua
aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal itu menunjang
kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah penelititanpun
juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan.
Metode penelitian
terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode
kuantitatif mempunyai cirri khas angka, atau perhitungan. Berbeda dengan
kualitatif, yang cenderung pada proses penelitian. Lebih jelasnya penjelasan
tersebut akan dijabarkan dalam makalah ini. Dengan judul “Konsep dan
Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif”.
2.
RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang
akan dibahas yaitu :
1.
Apa Pengertian metodologi
penelitian?
2.
Macam-macam dari
metodologi penelitian?
3.
Perbedaan dari
Kuantitatif dan Kualitatif?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian metodologi penelitian
Metodologi penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari
sebuah permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga
dengan permasalahan penelitian.
Dalam Metodologi, peneliti menggunakan berbagai kriteria yang berbeda untuk
memecahkan masalah penelitian yang ada. Sumber yang berbeda menyebutkan bahwa
penggunaan berbagai jenis metode adalah untuk memecahkan masalah.
Jika kita berpikir tentang kata “Metodologi”, itu adalah cara mencari atau
memecahkan masalah penelitian. (Research Institute Industrial, 2010).
Dalam Metodologi, peneliti selalu berusaha untuk mencari pertanyaan yang
diberikan dengan cara-cara yang sistematis yang digunakan dan berupaya untuk
mengetahui semua jawaban sampai dapat mengambil kesimpulan. Jika penelitian
tidak dilakukan secara sistematis pada masalah, akan lebih sedikit
kemungkinannya untuk dapat mengetahui hasil akhir. Untuk menemukan atau
menjelajahi pertanyaan penelitian, peneliti akan menghadapi berbagai
permasalahan, dimana semua itu baru dapat diselesaikan secara efektif
jika menggunakan metodologi penelitian yang benar (Industrial Research
Institute, 2010).
Dalam istilah sederhana, metodologi dapat diartikan sebagai, memberikan
sebuah ide yang jelas tentang metode apa atau peneliti akan memproses dengan
cara bagaimana di dalam penelitiannya agar dapat mencapai tujuan penelitian.
Beberapa
pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Dalam rangka untuk merencanakan proses penelitian secara keseluruhan dan
agar penelitian dapat selesai tepat waktu serta penelitian berjalan di arah
yang benar, maka peneliti haruslah hati-hati dalam memilih metodologi. Sehingga
proses pemilihan metode penelitian adalah bagian yang sangat penting di dalam
proses penelitian. Dengan kata lain; Metodologi berguna dalam rangka memetakan
pekerjaan penelitian secara keseluruhan dan memberikan kredibilitas kepada
hasil penelitian yang dicapai nantinya.
Kesimpulan dari berbagai pengertian tentang metodologi di atas, menurut
versi statistikian adalah: metodologi penelitian adalah sebuah upaya sistematis
dalam rangka pemecahan masalah yang dilakukan peneliti agar dapat menjawab
permasalahan-permasalahan atau fenomena yang terjadi.
Dengan menggunakan metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil
kesimpulan-kesimpulan sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan. Serta
kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat dipercaya, sebab menggunakan
pengukuran-pengukuran secara scientific.
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami
masalah, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah.
1.
Memahami masalah.
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah
atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
2.
Memecahkan masalah.
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau
menghilangkan masalah.
3.
Mengantisipasi masalah.
Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah
tersebut tidak terjadi.
2.
Macam - macam Metode Penelitian
Banyak metode
penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian social dan pendidikan. Mc.
Milan membagi macam-macam metode penelitian berdasarkan pendekatan yang
digunakan, antaralain:
1. Kuantitatif
a.
Sejarah Singkat Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif dimulai pada akhir abad 19 dan penelitian pendidikan mendominasi
untuk sebagian besar abad ke-20 (lihat De Landsheere, 1998 dan Travers, 1992,
untuk pembahasan lebih luas). Ide-ide awal untuk penelitian kuantitatif berasal
dari ilmu fisika, seperti fisika dan kimia. sama seperti atom dan molekul yang
tunduk pada las dan aksioma yang telah diprediksi. Begitu juga, seperti pola
akhlak (sikap dan tingkah laku) anak-anak di sekolah. Penelitian awal
kuantitatif mulai mengidentifikasi pola-pola pendidikan dengan menilai atau
mengukur kemampuan individu. Mengumpulkan skor (angka) dari individu, dan
menggunakan prosedur percobaan psikologis dan survey berskala besar. Dalam
sejarah perkembangan penelitian kuantitatif, tiga tren historis yang hadir
adalah prosedur statistik, praktek/tes dan pengukuran, dan design penelitian.
b.
Pengertian Kuantitatif
Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah cukup mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metodeilmiah/scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.
Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian
kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random,
sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi
dimana sampel tersebut diambil.
c.
Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif memiliki beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut:
1)
Tujuan penelitian
Penelitian
kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat
digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian
kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel
yang diteliti.
2) Pendekatan
Penelitian kuantitatif
dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan
mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi
kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya
ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan
kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa
penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
3) Peran
peneliti
Dalam penelitian
kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian
yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
4) Pendekatan
kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
5) Kebenaran
dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat
di generealisasi.
6) Penelitian
kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
Segala sesuatu dikatakan
ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada
kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma
ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran
dan uji-uji statistik.
7) Penelitian
kuantitatif sering bertolak dari teori.
Sehingga
bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak
teori).
8) Penelitian
kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.
Peneliti
seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh
mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X
terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai
variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y.
Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknik-teknik penelitian
melainkan juga
melalui analisis statistik.
9) Waktu
pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan.
Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang
terkait dengan pengumpulan data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama
pengumpulan data akan dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai
hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan
sudah dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan
penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat
ditentukan.
d.
Jenis-Jenis Metode Penelitian Kuantitatif menurut Para
Ahli diantaranya adalah:
1.
Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960), metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata
cara yang berlaku salam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk
tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek
yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2.
Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah metode yang digunakan
dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada
perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada
manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan
mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik
untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
3.
Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta
dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan
persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka
pemikiran tertentu.
4.
Metode Survei
Menurut Zikmund (1997) “metode
penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian di mana
informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui
pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian
survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang
menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode
penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan
datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
5.
Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang digunakan
dalam penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi
oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis,
bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu.
6.
Metode True Experiment
Dikatakan true experiment
(eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya
kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
7.
Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen
ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
8.
Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal
(single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap
subjek tunggal.
2. Kualititatif
a. Sejarah
Singkat Penelitian Kualititatif
Saat ini, penelitian kualitatif merupakan alternatif
bentuk tradisional dari penelitian kuantitatif. Namun, penggunaan sejarah dalam
pendidikan adalah lebih baru daripada penelitian kuantitatif. Ide-ide untuk
penelitian kualitatif berkembang di tahun 1800 dan awal 1900-an di bidang lain
selain pendidikan. Sebagai contoh, studi kualitatif masyarakat miskin di
Inggris dan Eropa, laporan antropologi tentang budaya asli, dan kerja lapangan
dari sosiolog di pusat kota Chicago dan dengan imigran, semuanya muncul dalam
penelitian ilmu sosial pada tahun 1930-an dan 1940-an (Bogdan & Biklen,
1998). Namun, penggunaan sebenarnya penelitian kualitatif dalam pendidikan yang
paling jelas selama 30 tahun terakhir, dan kronologi peristiwa dalam sejarah
singkat yaitu tiga tema bentuk sejarah dalam pendidikan: gagasan filosofis,
perkembangan prosedural, dan praktek partisipatif dan advokasi. Studi saat ini
biasanya menunjukkan satu atau lebih dari tema.
b.
Pengertian Kualitatif
Metode kualitatif dinamakan
sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan
metodepostpositivistik karena berlandaskan pada filsafat
postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metodeartistik, karena
proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai
metode interpretive karena data hasil penelitian lebih
berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang temukan dilapangan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
c.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif
Ada beberapa ciri penelitian kualitatif,
yaitu :
1.
Menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan
mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat
kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh
pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya
tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2.
Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif
analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil
wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun
peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya dan tidak
ditransformasikan ke dalam bentuk angka. Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu
peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga
dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam
data.
3.
Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan
pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa
yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan
pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran
frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan,
prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di
mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan
terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentransformasi
data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh.
Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan
teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4.
Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni
fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau
penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan
melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan
atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama
dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan
yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep,
prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori
yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling
berkaitan.
5.
Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang
diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya
penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti
memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya.
Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan
dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru
gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti
mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan
mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari
partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat
menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat.
d. Jenis Penelitian
Kualitatif
Ada
beberapa jenis penelitian kualitatif. Berikut ini adalah penjelasan
dari jenis-jenis penelitian tersebut.
a)
Metode Etnografi
Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip
oleh Lodico, Spaulding & Voegtle dalam bukunya Methods in Educational
Research From Theory to Practice, disebutkan bahwa etnografi berasal dari
bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti
tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensuletnografi
adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang
terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.
b)
Metode Fenomenologi
Istilah fenomenologis berasal dari bahasa Yunani,
yaitu phainomenon (penampakkan diri) dan logos (akal).
Ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri pada
pengalaman subjek. Donny Gahrial Adian dalam buku Pengantar Fenomenologi
menyebutkan bahwa fenomenologis adalah sebuah studi tentang
fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak. Dengan kata lain fenomenologi
merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak.
c)
Metode Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982)
membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan
perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
d)
Metode Teori Dasar
Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian
dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
e)
Metode Studi Kritis
Metode Studi kritis adalah metode
yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, feminis, ras
dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif.
Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas,
status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis
biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti
pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan kemasyarakatan.
f)
Metode Analisis Konsep
Menurut Peter Salim dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(1990:61) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang
tepat (asal-usul, sebab, penyebab, sebenarnya, dan sebagainya)”. Sedangkan
pengertian konsep menurut Woodruf adalah suatu gagasan/ide yang relatif
sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif
yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau
benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap
objek/benda). Dari dua definisi tersebut kita dapat simpulkan bahwa
definisi metode analisis konsep adalah penelitian yang
memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada sebelumnya, agar dapat di
fahami, digambarkan, dijelaskan dan implementasinya di lapangan.
g)
Metode Analisis Sejarah
Metode analisis sejarah atau penelitian historis
menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim
Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 adalah penelitian yang secara
eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi
apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan
biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan
secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan
atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
e. Perbedaan
Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif
dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar
penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat
konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris
dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena
metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori
yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan
kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke
sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang
membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan
pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini:
·
Dari segi perspektifnya penelitian
kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti
bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep
sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah
ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan
ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan
tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya
penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti
dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
·
Dari segi konsep atau teori, penelitian
kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat
dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui
kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian
kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam
bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden
bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan.
Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji
(retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,
menemukan konsep atau teori.
·
Dari segi hipotesis, penelitian
kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan
yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan
bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah
penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih
mendalam lagi.
·
Dari segi teknik pengumpulan data,
penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian
kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
·
Dari segi permasalahan atau tujuan
penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat
pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu
variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan
atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita
detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
·
Dari segi teknik memperoleh jumlah (size)
responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah)
sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan
rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika
pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada
responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi
baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika
informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball),
sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para
informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau
informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
·
Dari segi alur pikir penarikan
kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari
penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di
sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life
story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa
evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema,
konsep atau teori sebagai temuan.
·
Dari bentuk sajian data, penelitian
kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya
disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
·
Dari segi definisi operasional,
penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak
perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional
adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif
menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan
perspektif etik bukan emik lagi. Dengan
menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan
jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
·
(Dari segi) analisis data penelitian
kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan
statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal
turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau
menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir
memberi interpretasi.
·
Dari segi instrumen, penelitian
kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti
sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka.
Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi
lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif
instrumennya adalah angket atau kuesioner.
·
Dari segi kesimpulan, penelitian
kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan
dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk
memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan.
Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa
konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata
yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif
“sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau
analisis statistik.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu.
Ø
Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Ø
Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Ø
Empiris
berarti cara-caar yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Ø
Sistematis
artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini
sudah cukup lama digunakan sehingga sudah cukup mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metodeilmiah/scientific karena
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.
Metode
kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya
belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni
(kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang
temukan dilapangan.
DAFTAR
PUSTAKA